Pemilihan gubernur Jawa Tengah telah dilaksanakan, tepatnya hari Minggu, 26/05/2013. Pemilihan yang memperebutkan kursi Jateng 1 dan Jateng 2 ini diikuti oleh tiga pasang kandidat. Pasangan nomor urut 1 yaitu Hadi Prabowo-Don Murdono, diusung enam parpol yang dimotori PKS. Pasangan Nomor 2 yaitu Gubernur incumbent Bibit Waluyo-Sudijono
Sastroatmodjo diusung partai Demokrat, Golkar dan PAN. Sedangkan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Heru
Sudjatmoko diusung oleh PDIP.
Hasil quickcount beberapa lembaga survey menunjukkan pasangan nomor 3 yaitu ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko mengungguli dua pasang kandidat lainya dengan perolehan diatas 45 persen. Sementara hasil perolehan suara Hadi Prabowo-Don Murdono
(nomor urut 1) berkisar 20-an persen dan suara Bibit Waluyo-Sudijono
Sastroatmodjo (nomor urut 2) berkisar 30-an persen.
Perolehan suara ini cukup mengejutkan karena sebelumnya telah diprediksi dominasi kekuatan tokoh Bibit Waluyo sangat kuat. Kemenangan pasanga nomor tiga ini semakin menegaskan kekuatan PDIP di Jawa tangah yang selama ini dikenal sebagai kantong utama suara PDIP. Analisa ini didasarkan pada tingkat elektabilitas PDIP selama beberapa pemilu terakhir. Popularitas Ganjar Pranowo mungkin masih kalah dengan Bibit Waluyo, namun demikian perolehan suara dalam Pilgub kali ini sangat signifikan perbedaannya yaitu dalam rentang kurang lebih 15 %. Beberapa pengamat politik menilai kemenangan pasangan nomor tiga kali ini lebih karena bekerjanya partai pendukung dalam hal ini PDIP.
Kahadiran sosok Jokowi juga dianggap turut andil dalam pilgub kali ini. Tidak diragukan lagi, kesederhanaan dan ke-merakyatan Jokowi memiliki peran besar. Apalagi Jokowi memiliki keterikatan langsung dengan masyarakat Jawa Tengah. Walaupun tidak bisa dipungkiri, sosok Jokowi sempat gagal dalam menjadi icon PDIP di beberapa PILKADA.
Kemenagan pasangan Gagah (Ganjar gandeng Heru) mematahkan opini bahwa mesin partai tidak bekerja pada pemilihan gubernur, setelah di beberapa daerah partai pemenang pemilu 2009 gagal memenangkan calon yang di usungnya. Rakyat cenderung memilih berdasarkan popularitas tokoh daripada loyalitas kepada partai. Ditengah kekecewaan masyarakat pada legislatif dan ketidakpercayaan pada parpol, akankah kemenangan PDIP di jawa Tengah dan Jakarta diikuti kemenangan pada Pemilu 2014 ? kita tunggu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar